Senin, 08 Desember 2014

jurnal Sang Kuriang


Nama : Fiqiyah Nurhasanah
Kelas   : 1-B
NIM    : 1145030060
   
Introduction to Literary Analysis Staging, Theme, and Context
Sang Kuriang by Utuy Tatang Sotani
Pertemuan ke-13
A.    Staging
       Staging adalah pemanggungan/pementasan/pertunjukan suatu drama di atas pentas di dukung oleh berbagai komponen yang melengkapi pementasan/pemanggungan terutama bahasa/alat komunikasi yang paling dominan.
       Pementasan ini juga digunakan untuk mengartikan hasil dari proses ini, dengan kata lain tontonan memainkan penyajian kinerja, detil visual. Hal ini bisa mencakup seperti posisi aktor diatas panggung (sering disebut blocking), gerak tubuh dan gerakan (juga disebut tahap bisnis) mereka, latar belakang pemandangan, alat peraga dan
kostum, pencahayaan dan efek suara. Hal pertama yang diperhatikan para penonton adalah penataan panggung, benda-benda fisik yang muncul pada saat pementasan.
       Staging sendiri terdiri dari beberapa unsur yaitu,
1.      Naskah
Naskah drama adalah suatu karangan yang berisi cerita atau lakon. Dalam naskah tersebut termuat tokoh-tokoh, dialog, dan keadaan panggung yang harus dipersiapkan oleh dramawan. Fungsi dari naskah itu sendiri adalah sudah tentu untuk menyampaikan cerita drama itu sendiri.
2.      Pemeran
Pemeran adalah orang yang meragakan cerita tersebut. Pemeran itu tidak ditentukan tetapi tergantung pada tokoh yang berada pada naskah drama.Tokoh yang harus diperankan di dalam cerita Sang Kuriang adalah Sangkuriang, Dayang Sumbi, Tumang, Prabu Gusti, Ibu Prabu Gusti, Bujang, Arda Lepa, dan Siluman.
3.      Skenario
Secara garis besar, skenario adalah urutan cerita agar suatu peristiwa sesuai dengan yang diinginkan oleh si penulis. Namun dalam pengertian khususnya, skenario adalahnaskah yang digunakan oleh para pemain untuk memainkan pemeranan dalam drama yang akan dipentaskan. Juga disertai lengkap dengan sisi tekhnikal tata kamera dan sebagainya.
4.      Properti
Properti merupakan sebuah perlengkapan yang diperlukan dalam sebuah pementasan teater. Contohnya kursi, meja, dan sebagainya. Properti yang digunakan pada drama Sang Kuriang adalah, pohon buatan, kayu, perahu, dan sebagainya.
5.      Kostum
Kostum sebuah unsur yang sangat berpengaruh dalam pementasan, karena dengan kostum kita bisa melihat pemain itu memerankan sebagai siapa. Kostum yang digunakan di dalam drama ini adalah kebaya, pangsi, kostum anjing, dan sebagainya.
6.      Tata Rias
Agar penampilan terlihat sempurna kita harus menambahkan tata rias yang bagus, dengan tata rias yang sempurna watak dari tokoh yang akan ditampilkan akan bisa lebih terlihat lagi.
7.      Tata Suara
Tata suara bukan hanya pengatur pengeras suara (sound system), melaikan juga musik pengiring. Musik pengiring dibutuhkan agar suasana yang digambarkan terasa lebih meyakinkan bagi para penonton. Seorang penata musik harus memainkan soundtrack/backsound atau musik pengiring yang pas sesuai dengan suasana cerita. Musik yang ada dalam drama Sang Kuriang adalah musik tradisional dan musik yang menegangkan.
8.      Gerak Tubuh dan Gerakan
Gerak tubuh dan gerakan adalah suatu unsur yang penting, karena ketika gerakan tubuh itu pas dengan apa yang ada pada skenario maka itu bisa menyukseskan pementasan. Dan pada gerak tubuh juga penonton bisa lebih mudah untuk memahami amanat yang akan disampaikan oleh penulis.
9.      Pencahayaan
Pencahayaan dalam drama biasanya untuk menunjukan siapa yang sedang berbicara ataupun sedang berperan dalam pementasan.
10.  Penataan Panggung
Panggung adalah tempat para pemain akan tampil.  Sebagai area pertunjukan, biasanya panggung dibuat sedikit lebih tinggi dibandingkan lantai. Sering juga lebih tinggi dari tempat duduk penonton karena agar yang jauh bisa tetap melihat pertunjukan tersebut dengan jelas.
Kemudian tata panggung adalah penataan keadaan panggung yang dibutuhkan untuk pemain itu sendiri. Petugas penata panggung itu sendiri biasa disebut penata panggung. Penata panggung itu sendiri biasanya terdiri dari beberapa orang atau tim karena dimaksudkan agar bisa lebih cepat ketika tata panggungnya harus diubah.
11.  Penonton
Penonton suatu unsur penting dalam pementasan. Sempurnanya persiapan untuk dipentaskan tetapi tidak ada penonton rasanya kurang lengkap, jadi semua unsur-unsur yang harus dipersiapkan di atas adalah untuk penonton.
B.     Theme
       Menurut Nursisto (104: 2000) tema adalah pokok pembicaraan yang mendasari cerita. Tema adalah gagasan, ide pokok, atau pokok persoalan yang menjadi dasar cerita. Setiap cerita rekaan mempunyai tema. Tema ini pada umumnya disampaikan secara berangsur-angsur tersembunyi, tidak berterus terang, biasanya disampaikan secara samar-samar mendasari keseluruhan cerita.
       Mengacu pada dua keterangan diatas dapat dipahami bahwa tema adalah sesuatu yang sangat mendasari sebuah tulisan. Tema menjadi penentu jalur dari sebuah tulisan, meski diatas dikatakan cerita, namun sebenrnya pengertian tersebut sama saja dengan tema pada esai. Esai tidak dapat dilihat atau didefinisikan dalam satu kata saja, namun harus jelas acuan kata tersebut. Maka, tema harus mengandung keseluruhan isi yang disampaikan secara singkat. Jadi, tema dapat disampaikan dalam suatu kalimat.
       Dalam paparannya diatas, menjelaskan bahwa tema disampaikan secara berangsur-angsur. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah tema kita harus memahami terlebih dahulu keseluruhan isi tulisan tersebut.
       Dalam cerita Sang Kuriang ini bertemakan seorang anak yang durhaka karena ingin menikahi ibu kandungnya sendiri.
C.     Context
       Konteks bukan sesuatu yang berada dalam tulisan, konteks terkait segala sesuatu yang berada disekitar teks. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna ataupun situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian.
       Dalam hal ini Klarer menjelaskan (94:2004) “The term context-oriented approaches refers here to a heterogeneous group of schools and methodologies which do not regard literary texts as self-contained, independent works of art buttry to place them within a larger context. Depending on the movement, this context can be history, social and political background, literary genre, nationality, or gender.”
       Dapat disimpulkan dalam pengertian diatas bahwa konteks sangat penting dalam menganalisis sebuah tulisan. Konteks bisa menjadi titik terang dalam pemahaman teks. Namun, bukan berarti konteks adalah bagian dari teks. Konteks tidak dapat dilihat secara langsung dalam teks namun dapat dipahami saat mencoba mencari penjelasan dalam ungkapan teks.
       Konteks dapat dilihat dari fakta saat pembuatan teks. Baik dalam budaya, politik, norma yang berlaku, atau realita kehidupan yang terjadi. 
D.    Sinopsis Sang Kuriang
       Dahulu kala di tanah pasundan, Jawa Barat, ada dewi surgawi yang indah. Namanya Dayang Sumbi. Dia tinggal disebuah gubug di hutan dengan anjing setianya, tumang.
       Suatu hari, pada saat Dayang Sumbi sedang menenun kain, dia kehilangan salah satu alat. Dia lelah mencari-cari alat tersebut, dan tidak sengaja Dayang Sumbi berkata “siapa saja yang menemukan alat tenunku bilamana dia perempuan akan ku jadikan dia saudaraku, dan bilamana laki-laki maka dia akan ku jadikan seorang suami.”
       Dayang Sumbi sangat bingung karena yang menemukan alat tenunnya adalah si tumang anjing peliharaannya sendiri yang berjenis kelamin jantan. Sehingga mau tidak mau Dayang sumbi harus menikahi si tumang yang pernah menjadi orang yang dikutuk menjadi seekor anjing.
       Dari hasil perkawinannya, Dayang sumbi melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang tumbuh menjadi dewasa, dia suka berburu dihutan. Dayang sumbi tidak pernah memberi tahu Sangkuriang bahwa si tumang adalah ayahnya.
       Suaru hari, Sangkuriang dan tumang berburu ke hutan berburu rusa. Tak lama kemudian mereka menemukan seekor babi. Sangkuriang bertanya-tanya “kenapa tidak ada rusa hari ini, tapi saya pikir babi hutan tidak membuat berbeda,” Sangkuriang berteriak, “ Tumang lawan babi itu, bunuh untuk saya.”
       Yang mengejutkan, si tumang tidak membunuh babi itu, karena babi itu adalah ibu Dayang sumbi. Babi itupun melenggang dan tidak diburu oleh si tumang. Sangkuriang pun geram dengan perbuatan si tumang yang tidak memburu babi itu, dia membunuh si tumang dan mengeluarkan hati anjing itu dan memberikannya kepada ibunya.
       Setelah makan hati, ibunya bertanya “ngomong-ngomong dimana si tumang, aku tidak melihatnya setelah kamu pulang berburu?” “ibu” jawab Sangkuriang dengan pelan, “aku membunuhnya karena ketidak taatannya, dan hati yang kau makan adalah hati tumang.”
       “kau! Dasar kau anak tak tau diri!” teriak Dayang sumbi, memukul sendok sup ke kepala Sangkuriang sehingga kepalanya berdarah. “keluar dari wajahku, kau pembunuh, kau telah membunuh ayahmu sendiri! Kau adalah anak laki-laki kurang ajar.”
       pendarahan di kepalanya, Sangkuriang pun pergi ke hutan dan tinggal disebuah bukit. Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang tumbuh menjadi laki-laki tampan dan menjadi pemburu yang terampil. Dia telah melupakan semua memorinya bahkan namanya pun dia tidak mengetahuinya.
       Suatu hari, Sangkuriang bertemu dengan seorang gadis cantik dan dia pun jatuh cinta pada pandangan pertama. Ternyata gadis itu Dayang Sumbi, yaitu ibunya sendiri yang awet muda karena memakan hati dari si tumang. Sangkurian tidak mengenali Dayang Sumbi, tetapi Dayang Sumbi mengetahuinya karena dia menemukan goresan luka yang ada di kepalanya.
       Karena mabuk cinta, Sangkuriang pun melamarnya dan ingin menikahinya. Untuk menghindari perkawinan tersebut Dayang Sumbi memberikan sebuah syarat kepada Sangkuriang yaitu Dayang sumbi meminta dibuatkan danau dan sebuah perahu dalam saru malam sebagai hadiah dari pernikahannya. Sangkuriang pun menyanggupinya, dengan bantuan mahluk lain untuk membantunya menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang sumbi mengetahui hal tersebut dia kebingungan karena takut itu terjadi. Dan dengan cerdiknya Dayang sumbi menyuruh warga untuk membakar gabah sehingga terlihat seperti matahari yang akan terbit ditambah dengan suara ayam yang berkokok. Sangkuriang pun kesal karena misinya tidak rampung dan menendang perahu itu sehingga perahu itu tebalik, dan sekarang menjadi gunung tangkuban perahu yang berada di Jawa Barat.



Daftar Isi

Nursisto. 2005. IkhtisarKesusastraan Indonesia. Yogyakarta: AdicitaKarya Nusa
Purba, Antilan. 2008. EsaiSastra Indonesia: Teori&Penulisan. Sleman: GrahaIlmu
Keraf, Gorys. 2007. Diksidan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia
Klarer, Mario. 1998. An introduction to literary studies. Routledge: London.


Tidak ada komentar:

Kita Bisa Menaklukannya

Halo gengs apa kabs today? udah lama uni ngga ngepost, bingung sih mau ngeposting apa soalnya yaa gitulah yah biasa orang yang so sibuk tea...