ok kita sekarang akan membahas mengenai perkembangan sastra islam di Andalusia. ini terkait dengan mata kuliah Holiew di semester lima jurusan bahasa dan sastra inggris UIN Sunan Gunung Djati Bandung semoga bermanfaat.
A.
Islam masuk di Andalusia
Islam masuk di Andalusia
Andalusia
yang semula bernama Vandal pada abad ke-2 sampai ke-5 Masehi merupakan wilayah
kekuasaan Romawi, tapi kemudian ditaklukan oleh bangsa Vandal pada awal abad
ke-5 Masehi. Setelah itu datanglah bangsa Gothia ke Andalusia memerangi bangsa
Vandal dan menguasai Andalusia. Pada Awalnya bangsa Gothia ini kuat sekali tapi
kemudian banyak perpecahan dan menyebabkan kemunduran kerajaan itu.
Kemudian
setelah Witiza, raja Gothia meninggal digantikan oleh Roderick. Kenaikan
Roderick ini tidak disukai oleh putra Witiza, dan untuk merebut kekuasaan
mereka bekerja sama dengan Graf Julian yang meminta bantuan pada Musa bin
Nushair, gubernur Muawiyah di Afrika. Musa kemudian minta ijin pada Khalifah
walid bin Abdul Malik yang berkedudukan di Damascus, dan segera dikirmlah
pasukan sebanyak 500 orang dibawah pimpinan Tharif bin Malik untuk menyerbu
Spanyol. Setelah kemenangan pasukan ini, Musa mengirimkan pasukan gerak cepat
di bawah komando Thariq bin Ziyad, yang kemudian terkenal dengan selat Gibraltar
atau Jabal Thariq.
Mendengar
kemenangan Thariq,
Musa akhirnya tertarik untuk melakukan penyerangan terhadap
Spanyol. Jika Thariq menaklukan kota bagian barat maka Musa menaklukan bagian
timur seperti Sevilla, Marida, dan Toledo. Dan setelah keduanya bergabung
mereka menaklukan Aragon, Castilia, Katalona, Saragosa dan Barcelona hingga ke
pegunungan Pyrenia. Hingga akhirnya Musa wafat di penjara akibat korban sepucuk
surat.
Setelah
jatuhnya wilayah Andalusia ke tangan pemerintahan Daulah Umayyah, diperkirakan
terdapat enam orang gubernur yang bertugas mewakili pemerintahan Umayyah di
Damaskus, mereka adalah:
- Abdul Aziz bin Musa bin Nushair,
yang berkuasa selama 2 tahun (715-717 M). Pada masa ini dapat dikuasai
beberapa wilayah seperti Evora, Santarem, Cainbra, Malaga, dan Ellira.
- Ayub bin Habib, pada masa
pemerintahannya Cordova dijadikan sebagai pusat pemerintahan.
- Al-Harun bin Abdurrahman al-Tsafiqi
(716-719 M)
- Saman bin Malik Al-Chaulanyn
(719-721 M)
- Anbasah (723-726 M), pada masa
pemerintahannya ia berhasil menguasai wilayah Gallia, Setpimia dan terus
ke lembah sungai Rhone.
- Abdul Rahman al-Ghafiqi (730 M),
pada masa ini ia dapat menguasai Hertongdom dan Aquitania yang termasuk
wilayah kekuasaan Prancis.
B. Perkembangan
Kota dan Seni Bangun
Ketika
Al-Dakhil berkuasa, Cordova menjadi ibu kota Negara. Ia membangun kembali kota
ini dan memperindahnya, serta membangun benteng di sekeliling kota dan
istananya.Sepeninggal al-Dakhil, Cordova terus berkambang dan menjadi salah
satu kota terkemuka di dunia.Peninggalan al-Dakhl yang kini masih tegak berdiri
adalah Masjid Jami Cordova.
- Pada masa Hisyam 1 dimana ia
memugar kembali jembatan tua yang dibangun oleh al-khaulani, di samping
menanbah bangunan-bangunan megah dan taman-taman yang indah. Pemugaran
selanjutnya dilakukan pada masa Al-Mustanshir dan Al-Manshur.
- Pada masa Al-Mustanshir dan
Al-Mu’ayyah yang merupakan perkembangan paling pesat yang terjadi pada
saat itu dimana pusat kota yang dikelilingi oleh tembok dengan tujuh pintu
gerbangnya, pada waktu itu sudah berada di tengah, karena berkembangnya
daerah pinggiran di sekitarnya.
Kebanggaan
Cordova tidak lengkap tanpa:
- Al-Qashr al-Kabir adalah kota
satelit yang dibangun oleh Ad-Dakhil dan disempurnakan oleh beberapa orang
penggantinya.
- Al-Rushafah Adalah sebuah istana
yang dikelilingi taman yang luas dan indah, yang dibangun al-Dakhil
disebelah barat laut Cordova.Istana ini mencontoh bentuk istana dan taman
Rushafah yang pernah dibangun oleh nenek moyangnya di Syria.
- Masjid Jami’ Cordova
- Jembatan Cordova
- Al-Zahrar
Dibangun al-Nashir di sebuah bukit di pegunungan
Sierra Morena sekitar tiga mil di sebelah utara Cordova.Kemegahan al-Zahra
hampir menyamai al-Qashr al-kabir.Termasuk keistimewaan al-Zahra ialah kolam-kolam marmer buatan
konstantinopel berukir aneka macam bentuk, sebagian diantarannya berlapis emas.
Kecuali membangun al-Zahra, al Nashir membangun saluran air yang menembus
gunung sepanjang 80 km, karena Wadi al-Kabir yang mengaliri al-Zahra dan
Cordova pada musim kemarau airnya tidak bisa diminum
- Al-Zahirah
Dibangun Al-Manshur di pinggir Wadi Al-Kabir, tidak
jauh dari Cordova. Didalamnya dibangun istana besar dan indah tempat kediaman
al-Manshur, gedung-gedung pemerintahan, gudang makanan dan gudang senjata, tempat tinggal para menteri, perwira
militer, dan pegawai tinggi lainnya.
Sebagaimana halnya al-Zahra, al-Zahirah dilengkapi
taman-taman indah, pasar-pasar, took-toko, masjid-masjid, dan bangunan umum
lainnya. Perkembangan al-Zahirah begitu pesat, sehingga pada satu sisinya
kemudian bersambung dengan Cordova, sedang sisinya yang lain bersambung denagn
al-Zahra yang dalam perkembangan selanjutnya telah menjadi bagian depan kota Cordova.
C. Perkembangan
Bahasa dan Sastra Arab
Bahasa
Arab masuk ke Andalusia bersamaan dengan masuknya Islam ke daratan itu.Syalibi
yang mengutip keterangan Nicholson menyatakan bahwa pada permulaan abad IX M
bahasa arab sudah menjadibahasa resmi di Andalusia. Sejalan dengan perkembanga
bahaAsa arab, berkembang pula kesusastraan Arab yang dalam arti sempit, disebut
adab, baik dalam bentuk puisi maupun prosa.
Diantar
jenis prosa adalah khithabnah, tarrasul, maupun karta fiksi lainnya.Menurut
Amer Ali”Orang –arang Arab Andalusia adalah penyair-penyair alam.Mereka
menemukan bermacam jenis puisi, yang kemudian dicontoh oleh orang-orang Kristen
di Eropa selatan.
Diantara
sastrawan terkemuka Andalusia adalah:
- Abu Amr Ahmad ibn Muhammmad ibn Abd
Rabbih. Ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungan lebih
banyak kepada sastra dan sejarah.Ia semasa dengan empat orang khalifah
Umayyah yang bagi mereka telah ia gubah syair-syair, sehingga ia
memperoleh kedudukan terhormat di istana.
- Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Baik
prosa maupun puisi, hanya beberapa potong saja yang ditemukan
- Ibn Hazm orang penyair sufi yang
banyak mengubah puisi-puisi cinta. Isi-puisi yang dihimpun dalam antologi
Permata seorang dara, berisi gambaran aspek-aspek percintaan dari
pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain
- Muluk al-thawaif dianggap
penyair paling besar di Andalusia
pada masa itu. Seirama dengan perkembangan syair, berkembang pula music
dan seni suara.Hasan Ibn Nafi’ yang lebih dikenal dengan panggialn Ziryab
mempunyai keahlian dalam seni musik dan tarik suara, pengaruhnya masih
membekas sampai sekarang, bahkan dia dianggap peletk dasar dari musik
Spantol modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar